Beberapa pekan yang lalu dalam sebuah acara multi-talent di tv nasional luwuk, Indonesia, seorang memperagakan keahliannya. Bukan bakat menyanyi ataupun tarian, melainkan keahlian mengendalikan kentutnya. Iya, kentut dijadikan sebagai salah satu peragaannya.Berbagai variasi bunyi-bunyian dikeluarkan dan diakhir pertunjukannya, dia melepaskan jarum teropong yg diarahkan dari pantatnya ke balon, dan pecahlah balon tersebut. Penonton pun bersorak gembira dan tak sedikit yang hampir muntah dibuatnya. Nah dalam tulisan ini, saya ingin mengajak anda untuk menyelami fakta-fakta diseputaran kentut.
Asal muasal dan komposisi kentut
Gas dalam usus kita berasal dari beberapa sumber yakni udara yang kita hirup, gas yang merembes ke dalam usus dari darah, gas yang diproduksi oleh reaksi kimia dalam usus, dan gas yang diproduksi oleh bakteri yang hidup dalam perut kita. Komposisi material kentut pun sangat bervariasi. Sebagian besar udara yang kita hirup, khususnya komponen oksigen, diserap oleh tubuh sebelum gas masuk ke usus. Pada saat udara mencapai usus besar, sebagian besar dari apa yang tersisa adalah nitrogen. Reaksi kimia antara asam perut dan cairan usus dapat menghasilkan karbon dioksida, yang juga merupakan komponen dari udara dan produk dari aksi bakteri.
Bakteri juga menghasilkan hidrogen dan metana. Namun proporsi relatif dari gas-gas yang muncul dari pembukaan anus bergantung pada beberapa faktor, misalnya apa yang kita makan, berapa banyak udara yang kita hirup, apa jenis bakteri yang kita miliki dalam usus kita, dan berapa lama kita bertahan untuk kentut. Semakin lama kentut ditahan dan dilakukan ‘diam-diam’ didalam, semakin besar proporsi nitrogen inert yang terkandung, karena gas-gas lain cenderung diserap ke dalam aliran darah melalui dinding usus.
Orang-orang mungkin juga bertanya-tanya mengapa gas kentut keluar dari anus. Kentut melakukan perjalanan turun mengarah ke anus karena gas memiliki densitas lebih rendah dari cairan dan padatan, dan karena itu harus dapat berjalan ke atas.Usus yang meremas isinya ke arah anus dalam serangkaian kontraksi, proses yang disebut gerak peristaltik. Proses ini dirangsang oleh makan, itulah sebabnya mengapa kita sering ingin membuang kotoran dan kentut setelah aktivitas makan. Gerak peristaltik menciptakan zona tekanan tinggi, memaksa semua isi usus, termasuk gas, untuk bergerak ke arah daerah tekanan rendah, yang menuju anus.
Yang perlu anda ketahui tentang kentut!
Bau kentut berasal dari sejumlah kecil campuran gas hidrogen sulfida dan mercaptans. Senyawa ini mengandung sulfur dan senyawa kaya Nitrogen yang juga menambah bau kentut. Makanan yang kita serap juga berpotensi menyumbang tingkat ‘keharuman’ dari kentut, misalnya kembang kol, telur dan daging, sedangkan biji-bijian hanya menghasilkan kentut dalam jumlah besar namun tidak menimbulkan bau. Suara yang dihasilkan berasal dari getaran pembukaan dubur. Suara tergantung pada kecepatan pelepasan gas dan ketatnya otot-otot anus. Rata-rata, seseorang memproduksi sekitar setengah liter gas kentut per hari, yang didistribusikan melalui rata-rata sekitar empat belas kentut sehari-hari.
Indikasi kesehatan dari seseorang dari bau kentut masih banyak dalam perdebatan. Banyak sekali perbedaan pendapat yang satu ini. Tentu saja, orang-orang percaya selama berabad-abad bahwa menahan kentut akan berakibat buruk bagi kesehatan. Pada zaman dahulu, Kaisar Claudius bahkan mengesahkan undang-undang yang melegalkan seseorang untuk kentut di perjamuan, karena meyakini hal ini berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Ada keyakinan bahwa seseorang bisa menghasilkan racun dalam tubuhnya atau tertular penyakit dengan menahan kentutnya. Tapi ahli dokter moderen mengatakan bahwa tidak ada salahnya untuk menahan kentut. Kentut tidak akan menjadi racun, kentut hanyalah komponen alami dari isi usus. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah bahwa mungkin akan mendapatkan sakit perut dari tekanan gas yang ditimbulkan dari menahan kentut tadi. Namun ada pula pendapat lain bahwa upaya yang berlebihan untuk menahan kentut dapat menyebabkan wasir.